Selasa, 15 November 2011

Haram Dicuci Air * Merawat Air Brush di Bagian Mesin

Yose bikin airbrush
Caption: Jiwa seni bisa tersalurkan dengan melukis kendaraan kita
MELUKIS tidak hanya dilakukan di atas kanvas. Semakin banyak media yang digunakan untuk menuangkan kreasi seni tersebut. satu diantaranya adalah melukis di kendaraan.
Sepeda motor menjadi banyak pilihan untuk berekplorasi. Bahkan dari waktu ke waktu semakin sering dilakukan kompetisi untuk teknis yang lebih dikenala dengan sebutan air brush. Bahkan tidak hanya bagian badan sepeda motor, kini orang juga melirik ke bagian mesin sepeda motor.
Seperti dilansir motorplus-online, tanpa perawatan, bagian ini memang cepat rusak. Perlu perhatian khusus agar lapisan cat keren itu tetap awet.
Perawatan air brush sebenarnya tidak terlalu spesifik. Hanya saja tidak boleh terkena goresan maupun pencucian dengan tekanan air yang terlalu tinggi. Tekanan yang berlebihan dapat memperparah kerusakan, terutama jika ada sedikit saja bagian terkelupas.
Untuk air brush di bagian mesin, sebenarnya hampir sama dengan rawat air brush di bagian lain, tapi bedanya cat kinclong bagian mesin haram dicuci air ketika suhunya masih panas.
Hal ini dimaksudkan supaya lapisan cat tak retak akibat perubahan suhu tiba-tiba dari panas ke dingin. Jadi kalau ingin menyiram dengan air, harus ditunggu sampai mesin betul-betul dingin.
Sementara itu untuk perawatan, rajin-rajin saja mencuci dengan shampo khusus untuk mobil. Misalnya Sonax atau Kit. Terutama ketika cuaca hujan, bisa muncul bercak-bercak air yang menempel di sepeda motor. Setelah itu jangan lupa dilakukan pengeringan dengan kain kering.
Apabilan desain airbrush di mesin mulai kusam, segera dilakukan pemolesan dengan cairan khusus pemoles. (ans)
Kita ini Tidak Jualan

YOSHE sedang mempraktekkan cara melukis dengan model air brush, Selasa (1/5) siang di bengkel yang terletak di Jalan Kaharudin Nasution. Di tempat itulah ia biasa berkreasi dan melayani pembuatan lukisan di kendaraan, termasuk di sepeda motor.
Ia menggambar tengkorak pada bagian batok depan suatu kendaraan. Gambar tengkorak terpampang di depannya. Gambar itu yang menjadi acuan bagi kreasi Yoshe.
Dengan lihai, tangannya menyemprot cat berwarna putih untuk membuat background gambar. Yoshe menggambar latar petir (kilat). Selanjutnya ia mengganti dengan cat warna hitam dan mulai berkreasi dengan gambar tengkorak. Tak sampai seperempat jam, lukisan itu pun selesai.
Menurut Yoshe, teknik air brush ini berkembang dari luar negeri, yaitu di Amerika.Teknik ini sudah sejak lama masuk ke Indonesia, tapi masih terbatas di daerah Jawa. Baru sekitar tahun 2000-an berkembang di Pekanbaru.
Cara ini sebenarnya bentuk dari perkembangan seni lukis. Bahkan menurut Yoshe, seorang yang membuat air brush, biasanya, dulu ia seorang pelukis. Seperti Yoshe, sebelum menekuni bidang lukis di kendaraan ini, ia juga pelukis. Bahkan ia dulu pernah menjadi pembuat tato.
Namun setelah belajar dari teman-teman dari Jogja yang membuka sanggar di Sumatera Barat, Yoshe pun mulai tertarik dengan air brush. Teknik ini adalah teknik melukis (menyapu) dengan bantuan udara (air).
Ada semacam alat semprot yang berfungsi sebagai alat lukis yang terhubung dengan kompresor. Dari situlah udara dihembuskan untuk mendorong cat yang disemprotkan ke bagian sepeda motor (kendaraan).
Selain melayani lukisan air brush yang ekstrim seperti milik Falent dan Budi, di bengkel yang terletak tak jauh dari pabrik Indofood, Marpoyan ini dapat juga melayani lukisan air brush satuan.
Masalah harga bisa dinegosiasikan. “Kita ini tidak jualan, tapi berkarya,” kata Yoshe. Namun tetap ada tarif dasar untuk setiap jenis bagian kendaraan yang akan dilukis. (ans)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar